It's (not that) hard living surrounded by lovebirds
Hey it's me again. Instead of studying I decided to write some...whatever you want to call it. Sebelum ada yang tersinggung, ini cuma opini aku aja sih, bukan usaha untuk menceramahi siapa pun. Kalau ada manfaat, syukurlah. Kalau malah bikin hati kamu panas, maafkanlah.
Di sekeliling aku banyak pasangan yang sedang dimabuk asmara. Pacaran, lebih tepatnya, bukan yang sudah terikat pernikahan (walaupun yang terikat pernikahan juga masih lovey-dovey gimanaaa gitu, tengok aja mama-papa dan kakek-nenek *sigh*). Kalau yang udah nikah mah nggak ada masalah ya.
Ya, di sekeliling aku banyak orang pacaran, baik yang veteran atau baru jadian.
Dan aku jadi tergoda. Tergoyang dangdut (?)
Yeah, aku pernah pacaran, aku tau kira-kira bagaimana rasanya. Punya pacar, merangkap penyair pribadi, keranjang curhat pribadi, guru les pribadi, bodyguard pribadi...belum lagi ATM pribadi dan tukang ojek pribadi. Hahaha. So delightful. So tempting.
Serius nih, apa yang akan kamu lakukan kalau ada seseorang yang gantengnya ekuivalen dengan Nicholas Saputra berlutut di depan jendela kamar kamu (oke, mungkin di depan gerbang rumah aja kali ya, di depan jendela kamar aku kolam ikan soalnya), menyanyikan lagu romantis-gombalis-bombastis, lalu bertanya "Would you be my girlfriend?"
Not that it happens to me but...just imagine. Seandainya memang begitu, apakah kamu punya HATI untuk nolak? Apakah kamu punya KEINGINAN untuk nolak? Aku, jujur aja, 99% sih kayaknya ga bakal nolak haha.
Sempat terbersit : Ah pengen pacaran. Pengen punya pacar kayak *nama disensor*. Atau jadi pacar *nama disensor* juga gapapa deh kayaknya haha.
Tapi...
Kalau dipikir-pikir lagi, buat apa pacaran?
Untuk memiliki penyair pribadi, keranjang curhat pribadi, guru les pribadi, bodyguard pribadi, ATM pribadi, tukang ojek pribadi. Oke.
Tapi coba pikir lagi deh... Memiliki? Oh really? Apakah dengan menjadi pacar si X kamu lantas memiliki si X?
Nggak. Tentu saja nggak.Kamu nggak bisa 'memiliki' orang, for God sake, mereka bukan benda mati.
Kamu bisa bilang 'karena aku pacar X maka aku punya hak untuk...' Untuk apa? Pegangan tangan? Pelukan? Aish. Nggak kan? Tuntunannya udah jelas mengenai itu di Qur'an dan hadits : Nggak boleh, Sayang. Belum.
Kamu bisa bilang 'karena aku pacar X maka aku punya hak untuk...' Untuk apa? Pegangan tangan? Pelukan? Aish. Nggak kan? Tuntunannya udah jelas mengenai itu di Qur'an dan hadits : Nggak boleh, Sayang. Belum.
"Hubungan ini sifatnya nggak fisik. Lebih ke curhat, penyemangat, hal-hal semacam itu." Terus apa guna sahabat, dong? Kenapa nggak jadiin dia sahabat kamu aja? Kenapa harus pacar?
"Karena aku suka dia dooong, Vera dodol! Dengan berkata aku pacaran sama X, berarti ada yang 'lebih dari hanya sahabat' pada aku dan X!"
Please girls...I don't like how you attach that 'hanya' word to 'sahabat'. 'Hanya sahabat'...segitu rendahnya kah status 'sahabat' sampai kalian letakkan kata 'hanya' di depannya? Dan beberapa dari kalian bilang aku sahabat kalian. 'Hanya' sahabat, berarti...you don't think that I'm important to you, is that what you're trying to say?
Ouch, that hurts.
Pacaran itu...apa? Sebuah ikatan? Jika ya, pacaran adalah ikatan yang terlalu longgar. Terlalu mudah putus. Ya ya ya, orang bisa bilang 'kalau kamu cukup cinta sama pacar kamu, ya nggak akan putus lah'.
Kalau kamu cukup cinta sama pacar kamu, kenapa nggak nikah aja?
Kenapa coba?
Karena 'ini kan namanya penjajakan, siapa tau cocok, siapa tau blablabla'. Oh gitu? Berarti kamu nggak yakin dong? Buat apa menjalin hubungan selama bertahun-tahun, kalau landasannya ketidakyakinan?
Jadi buat apa pacar? Untuk memamerkan pada dunia, "liat nih, gue laku nih. Ada yang suka sama gue loooh hahahah." Ya, dunia tahu bahwa ada yang suka sama kamu, tapi toh nyatanya dia nggak (atau setidaknya belum) cukup cinta sama kamu untuk mengikat kamu dalam sebuah ikatan yang sah, sebuah ikatan yang menunjukkan itikad baik dia untuk mencintai kamu dan bersama kamu selama-lamanya sampai takdir memisahkan.
Jadi buat apa pacar? Untuk memamerkan pada dunia, "liat nih, gue laku nih. Ada yang suka sama gue loooh hahahah." Ya, dunia tahu bahwa ada yang suka sama kamu, tapi toh nyatanya dia nggak (atau setidaknya belum) cukup cinta sama kamu untuk mengikat kamu dalam sebuah ikatan yang sah, sebuah ikatan yang menunjukkan itikad baik dia untuk mencintai kamu dan bersama kamu selama-lamanya sampai takdir memisahkan.
Kamu menunjukkan pada dunia : "Look, he's my boyfriend. He loves me, but he doesn't love me enough to marry me. Yet."
Karena 'kami saling suka, tapi belum siap nikah'. Terus kenapa dipaksain? Tau sendiri kalau untuk menjalin hubungan yang serius belum siap kan? Tau sendiri kalau bukan sekarang waktunya...
I certainly don't need that kind of relationship. Ikatan yang dibangun atas dasar...apa? Cinta yang belum cukup, waktu yang belum tepat...segalanya maksa.
Suka denger juga kan anak DKM mengingatkan saban mau ujian, "Jangan nyontek pas ujian ya. Oke, mungkin kamu akan dapet nilai bagus dari ujian itu, tapi nilainya nggak barokah karena sumbernya nggak halal..."
Terus pacaran? Menurut pengetahuan agama aku yang cuma segini-gininya, pacaran itu nggak halal deh. Jadi...gimana kalau dari pacaran itu menghasilkan hubungan cinta yang nggak barokah? Naudzubillah.
Kalau dipikir-pikir lagi, dan aku lumayan sering lho berpikir tentang ini, buat aku, nggak ada alasan logis untuk pacaran selain untuk memenuhi tuntutan nafsu.
Akhir kata? Jagalah hati, jagalah hati, jagalah hati. Ya ya ya, sekarang aku juga sedang terperosok cinta hahaha. Aku akan coba membatasi perasaan ini untuk jadi inspirasi novel, cerpen, dan puisi. Selebihnya? Tahan tahan dan tahan, kayaknya tuntunan mengenai ini udah banyak dibahas di mana-mana. Cinta yang indah ini, jangan sampai jadi gudang dosa.
Hah, kalau dipikir-pikir lagi (kebanyakan mikir deh Ver), buat apa mengikat diri sama seseorang yang aku suka sekarang...tapi aku tau sendiri bahwa 'maybe he's the one, maybe he's not'? Gimana kalau ternyata jodoh aku bukan dia, tapi seseorang yang jauh jauh jauh lebih luar biasa wonderful-nya. Mungkin dia adalah orang yang selalu siap sedia menjaga aku tiap kali nyebrang jalan, tiap kali kaki aku (yang kayaknya dua-duanya kaki kiri) tersandung sesuatu. Mungkin dia adalah orang yang akan geleng-geleng kepala ngeliat kesukaan aku terhadap sepakbola dan bulutangkis, tapi toh ngikut nonton juga, itung-itung ngabisin kacang goreng. Mungkin dia adalah orang yang selalu mengingatkan aku tentang amalan harian dan kebaikan, imam aku dalam shalat dan kehidupan...eh itu mah bukan mungkin ya, HARUS heehee. Mungkin dia memiliki segala hal yang bisa kepikiran untuk aku minta dalam doa, dan lebih dari itu.
Aaaah...jadi ngarep gini nih. Hehe.
Ya Allah, sampai tiba waktunya yang tepat dengan orang yang tepat untuk membina keluarga yang memang direstui oleh-Mu, tolong jaga saya...
Semoga bisa istiqamah. Amin.
Yeah, no thanks. Unless if you want to be with me forever and ever, then marry me
*shrug*
*shrug*
like this banget lah ver.
ReplyDeletegue heran, mungkin ini perasaan gue doang,
banyak anak fapsi yang kayaknya pengen banget nikah dini (say no to pacaran!)
kalo PAkai CARa Nikah. yes!
hahahaha.
semoga tetap bisa menjaga hati...
(gue juga lagi mencoba untuk menjaga hati)
hihi..
sampai saat yang tepat tiba...
dan orang yang tepat tiba...
:)
Hehe mending lah kalo pengen nikah dini mah, daripada pengen berlama-lama pacaran-tanpa-ikatan. Kita doakan saja yang terbaik buat teman-teman kita. Hehe
ReplyDelete(BTW, posting ini bukan jadi indikator aku juga termasuk golongan pengen-nikah-dini-dooong-plis kan? haha)
sampai saat yang tepat tiba...
dan orang yang tepat tiba...
jangan lupa undang aku ya fideeel heehee
ngga tau harus berkomentar apa, yang pasti aku sangat setuju ver!!
ReplyDeletesemogaa (lagi-lagi semoga) kita semua bisa tetap menjaga hati sampai sang pangeran datang menghampiri kitaa, amiin :))
doain aku ya ya, hahaha
saya sepakaaaattt !!
ReplyDeleteSangat setuju sekali. Aku ga tau rasanya pacaran kek gimana sih (ya iyalah, belum pernah), tapi begitu baca blog yang ini, aku jadi "sadar" juga dan mikir, 'Oh, gitu. Ya udah deh, nanti aja.'
ReplyDeleteSoalnya memang bener juga. Aku setuju semua (hm? Mungkin sebagian besar) yang dipaparkan di sini. Gak ada yang bisa dikomentarin sih. Memang sepenuhnya setuju.
-Achi
VERAAAA.
ReplyDeletelike thisssssss
fourty thumbs up!
SETUJUUUUUU 200% VERAAAAAA apalagi kata2 'cinta yang indah jangan sampai gudang dosa'
ReplyDeleteAyoo jgn sampee si dia ada di posisi pertama ngegantiin Allah pacar abdi kita :)
@ Ufi : kita saling mendoakan ya Fi :D :D
ReplyDelete@ Achi : wah beruntung kamu kalo gitu Chi, belum pernah pacaran... hehe. Lebih baik jangan, karena (setidaknya menurut pengalaman aku sih) lebih banyak mudharatnya daripada manfaatnya.
@ Alin : iya setujuuuu...Jangan sampai ada yang menggantikan posisi pertama yang harusnya ditempati Allah, kalo kita meninggikan sesuatu di atas Dia, berarti musyrik dong. Hiy...naudzubillah.
Nenek...doain aku yaaa :D
@ Tia & Tristi : terima kasih...kita sama-sama berlatih menjaga hati yuk :D