Yang Tak Terucap
Kepada sebuah nama Sepertinya (hanya sepertinya) aku rindu padamu, Sayangku Pada keasingan yang akrab itu, pada dendang dalam bisu itu Dan pada rahasia di telaga matamu yang aku pura-pura tahu Untuk beberapa jenak, di hatiku bergulir lagi sebuah sajak Dalam lubukku ia menyorak. Ia bergerak. Ia teriak... "Kau masih saja desau angin di telingaku. Semerbak kesturi di hidungku Geletar dingin di sumsumku. Guncangan gempa pada inti keberadaanku Sepertinya, Sayangku... Hanya sepertinya..." Tapi kata-kata menghantam dinding udara. Dalam hampa. Dalam lena Tak tersampaikan walau sebisik saja, walau selirik saja, dan kini kita... Kembali pada apa kita semula. Kembali ke mana kita pernah berada Oh, betapa senyapnya! Oh, betapa redupnya! Antapani, 30 September 2011 Vera F. Maharani