Menuju Rumah Ruh
Ruh, ingatkah di jalan ini
kita mengayun langkah menuju rumahmu?
Dituntun pendar bintang utara
pada sejumput langit di atas kepala kita
"Kau akan lihat lebih banyak lagi cahaya itu
ketika kita sampai di beranda dan tengadah."
Kau sulut lentera. Di balik pundakmu aku berkata :
"Ayolah."
Lalu gerimis turun, Ruh, terpelanting di trotoar batu
Musim merangkak beku. Tulang-tulangku gigil membiru
"Kita harus terus maju," bisikmu
Kau cerita di rumahmu ada kursi goyang
kue jahe hangat di atas loyang
dan gulir tasbih yang berlanjut
biar malam membuta mengabut
Ruh, di jalan yang kita susuri
ribuan rumah jadi rumahmu
mengepul asap pendiangan yang kita nyalakan
semalaman itu.
Jatinangor-Bandung
7 Desember 2012
Vera F. Maharani
Gambar diunduh dari : http://watchusplaygames.files.wordpress.com/2012/06/in-love-couple-at-train-tracks-holding-hands-beautiful.jpg
indah dan hangat sekali puisinya dik...
ReplyDelete