Himitsu no Akko-chan
Monday again, Masaki again! So exciting! Haha.
And Okada Masaki OMG Okada Masaki is sooo soooo dapper here. I just can't stop fangirling LOL
I don't think gooddrama has this movie yet but you can download it here.
Film minggu ini dibuat berdasarkan manga yang bahkan lebih tua daripada orang tua saya (Himitsu no Akko-chan, buatan Akatsuka Fuji yang dimuat pada tahun 1962-1965). Still, its movie adaptation has bursting youthful spirit and the sparkle of magical girl genre. Really fun to watch!
Himitsu no Akko-Chan
- Japanese: 映画 ひみつのアッコちゃん
- Romaji: Eiga Himitsu no Akko-chan
- Director: Yasuhiro Kawamura
- Writer: Fujio Akatsuka (manga), Mika Omori,Masatoshi Yamaguchi, Masahiro Fukuma
- Producer: Tomoko Jo
- Release Date: September 1, 2012
- Runtime: 120 min.
I don't think gooddrama has this movie yet but you can download it here.
Kagami Atsuko alias Akko (Yoshida Riko), seorang anak SD berusia 10 tahun, tidak begitu suka jadi anak kecil. Dia sering diganggu anak laki-laki konyol dan dia tidak begitu suka sekolah. Belum lagi anak kecil itu selalu dilarang dan disuruh-suruh. Pokoknya menjadi anak kecil itu tidak menyenangkan! Berbeda dengan orang dewasa. Tampak cool, tidak perlu sekolah, dan...bisa bebas memakai kosmetik.
Ya, Akko kecil memang sangat suka kosmetik. Kalau sudah besar nanti dia ingin jadi supermodel. Atau mungkin figure skater olimpiade dengan bulu mata palsu dan perona pipi. Atau mungkin pramugari dengan eyeliner tebal dan lipstik merah menyala. Atau mungkin...yah, jadi apa pun tidak masalah, asal dia punya kesempatan lebar untuk menggunakan kosmetik.
Saat anak laki-laki jail tidak sengaja membuat cerminnya pecah, Akko malah menguburnya, tidak langsung membuang cermin itu begitu saja. Perbuatan Akko ini membuat Kerajaan Cermin senang, karena itu menunjukkan bahwa Akko memiliki penghormatan yang besar terhadap cermin. Sebagai rasa terima kasih, utusan Kerajaan Cermin memberi Akko sebuah cermin baru. Cermin ini bukan cermin biasa. Dengan bercermin sambil mengucapkan mantra, Akko dapat berubah menjadi siapa pun yang dia mau. Karena Akko ingin menjadi dewasa, bisa ditebak, Akko sangat menikmati pemberian ini. Cuma satu persyaratannya, Akko tidak boleh memberitahukan tentang rahasia cermin itu pada siapa-siapa. Kalau Akko sampai melanggarnya, sihir cermin itu akan hilang.
Easy-peasy lah ya. Lagian kalau cerita pun siapa yang bakal percaya?
So, there. One dream come true for Akko. Tapi apalah artinya menjadi dewasa tanpa prince charming, ya kan? So we have Hayase Naoto (Okada Masaki), a manager of Akatsuka cosmetic brand. He stood handsomely in an amusement park, and later, after a series of coincidence, rode a ferris wheel together with little Akko.
Pertemuan pertama Akko dan Naoto memang saat wujud Akko masih anak kecil. Kemudian, saat Akko berubah menjadi orang dewasa (Ayase Haruka), dia bertemu lagi dengan Naoto. Naoto terkesan dengan kejujuran (or shall I say, "kesompralan") Akko, dan mengundang Akko untuk menjadi pegawai magang di Akatsuka. Tugas Akko? Mencoba produk kosmetik terbaru Akatsuka, kemudian memmberi pendapat dan ide tentang produk tersebut. Semacam pekerjaan impian buat maniak kosmetika seperti Akko
Tentu saja untuk bertahan di dunia orang dewasa, yang Akko butuhkan bukan hanya kesompralan. Dia terjebak intrik-intrik perebutan kekuasaan di Akatsuka. Dia mulai naksir pada Naoto yang tujuh belas tahun lebih tua. Karena pada dasarnya dia masih anak-anak, kelakuannya kelihatan sangat aneh di mata para pegawai Akatsuka. Dia juga masih harus pulang sore hari dan berpura-pura tampak seperti anak SD biasa di depan ibu dan teman-temannya.
By any means, this movie is very light-hearted. Nggak ada pertanyaan filosofis yang memeras otak atau ilmu pengetahuan macam-macam. Semua pesan moral sangat disederhanakan sampai ke taraf anak kecil dapat mengerti dengan mudah (sangat maklum kalau melihat source material-nya). Twist and turn pada plot juga tidak untuk membuatmu menggigil tegang. Adegan-adegan di "dunia orang dewasa" agak absurd (misalnya adegan pertemuan pemilik sahamyang agak mengingatkan saya pada kongres akhir tahun Kema Unpad 2013 LOL) But it's a magical girl genre movie, what's there to believe.
Ayase Haruka is a little bit over the top as little-Akko-turn-adult. Okada Masaki... dia tampak sangat dreamy di sini. Kalau kemudian dia menjadi childhood crush Akko, saya nggak heran deh hahaha.
Overall, it's a funny feel good movie. Film ini juga bikin kangen masa kecil, haha. Yah, memang anak kecil tidak sabar menjadi dewasa dan orang dewasa merindukan masa kecil ya :) Saya nggak ingat apa Himitsu no Akko-chan pernah ditayangkan di Indonesia, tapi kartun sejenis pernah ditayangkan, misalnya Minky Momo dan Creamy Mami. Walaupun sekarang rada malu mengakuinya, film-film semacam ini adalah bagian tak terpisahkan dari masa kecil. Suatu waktu di masa lalu saya pernah punya juga mimpi seperti itu, memegang sebuah benda ajaib, mengucap mantera, lalu berubah menjadi sosok yang saya inginkan.
Ya, Akko kecil memang sangat suka kosmetik. Kalau sudah besar nanti dia ingin jadi supermodel. Atau mungkin figure skater olimpiade dengan bulu mata palsu dan perona pipi. Atau mungkin pramugari dengan eyeliner tebal dan lipstik merah menyala. Atau mungkin...yah, jadi apa pun tidak masalah, asal dia punya kesempatan lebar untuk menggunakan kosmetik.
Saat anak laki-laki jail tidak sengaja membuat cerminnya pecah, Akko malah menguburnya, tidak langsung membuang cermin itu begitu saja. Perbuatan Akko ini membuat Kerajaan Cermin senang, karena itu menunjukkan bahwa Akko memiliki penghormatan yang besar terhadap cermin. Sebagai rasa terima kasih, utusan Kerajaan Cermin memberi Akko sebuah cermin baru. Cermin ini bukan cermin biasa. Dengan bercermin sambil mengucapkan mantra, Akko dapat berubah menjadi siapa pun yang dia mau. Karena Akko ingin menjadi dewasa, bisa ditebak, Akko sangat menikmati pemberian ini. Cuma satu persyaratannya, Akko tidak boleh memberitahukan tentang rahasia cermin itu pada siapa-siapa. Kalau Akko sampai melanggarnya, sihir cermin itu akan hilang.
Easy-peasy lah ya. Lagian kalau cerita pun siapa yang bakal percaya?
A : "Hai! Aku punya cermin yang bisa bikin aku jadi orang dewasa lho!"
OL : "... oh. Hahahahaha." (saat memalingkan wajah) "Crazy kid."
So, there. One dream come true for Akko. Tapi apalah artinya menjadi dewasa tanpa prince charming, ya kan? So we have Hayase Naoto (Okada Masaki), a manager of Akatsuka cosmetic brand. He stood handsomely in an amusement park, and later, after a series of coincidence, rode a ferris wheel together with little Akko.
Naoto and Akko in a ferris wheel |
Pertemuan pertama Akko dan Naoto memang saat wujud Akko masih anak kecil. Kemudian, saat Akko berubah menjadi orang dewasa (Ayase Haruka), dia bertemu lagi dengan Naoto. Naoto terkesan dengan kejujuran (or shall I say, "kesompralan") Akko, dan mengundang Akko untuk menjadi pegawai magang di Akatsuka. Tugas Akko? Mencoba produk kosmetik terbaru Akatsuka, kemudian memmberi pendapat dan ide tentang produk tersebut. Semacam pekerjaan impian buat maniak kosmetika seperti Akko
PESAN MORAL BAGI PENCARI KERJA. To get your dream job, act like a child. Others will see you as a strangely endearing cutie pie, and those who don't are only the uptight ones. This only works if you have face like Ayase Haruka, of course
Ayase Haruka as Akko-chan |
Tentu saja untuk bertahan di dunia orang dewasa, yang Akko butuhkan bukan hanya kesompralan. Dia terjebak intrik-intrik perebutan kekuasaan di Akatsuka. Dia mulai naksir pada Naoto yang tujuh belas tahun lebih tua. Karena pada dasarnya dia masih anak-anak, kelakuannya kelihatan sangat aneh di mata para pegawai Akatsuka. Dia juga masih harus pulang sore hari dan berpura-pura tampak seperti anak SD biasa di depan ibu dan teman-temannya.
What a proper thing to say at a board meeting, Akko-chan |
By any means, this movie is very light-hearted. Nggak ada pertanyaan filosofis yang memeras otak atau ilmu pengetahuan macam-macam. Semua pesan moral sangat disederhanakan sampai ke taraf anak kecil dapat mengerti dengan mudah (sangat maklum kalau melihat source material-nya). Twist and turn pada plot juga tidak untuk membuatmu menggigil tegang. Adegan-adegan di "dunia orang dewasa" agak absurd (misalnya adegan pertemuan pemilik saham
Ayase Haruka is a little bit over the top as little-Akko-turn-adult. Okada Masaki... dia tampak sangat dreamy di sini. Kalau kemudian dia menjadi childhood crush Akko, saya nggak heran deh hahaha.
Dreamy eyes Masaki is...well, dreamy. |
Overall, it's a funny feel good movie. Film ini juga bikin kangen masa kecil, haha. Yah, memang anak kecil tidak sabar menjadi dewasa dan orang dewasa merindukan masa kecil ya :) Saya nggak ingat apa Himitsu no Akko-chan pernah ditayangkan di Indonesia, tapi kartun sejenis pernah ditayangkan, misalnya Minky Momo dan Creamy Mami. Walaupun sekarang rada malu mengakuinya, film-film semacam ini adalah bagian tak terpisahkan dari masa kecil. Suatu waktu di masa lalu saya pernah punya juga mimpi seperti itu, memegang sebuah benda ajaib, mengucap mantera, lalu berubah menjadi sosok yang saya inginkan.
Tekumakumayakon! Tekumakumayakon! Jadikanlah Vera penulis dan psikolog dan romantic interest Nicholas Saputra! Huahahahaha...
Comments
Post a Comment