'Tis The Last Rose of Summer

Guten Abend.
Saya memutuskan untuk istirahat sejenak dari tugas PST dan tugas kontes dengan berbagi mengenai salah satu puisi kesukaan saya : 'Tis The Last Rose of Summer.

'Tis The Last Rose of Summer
by Thomas Moore (1779-1852)

'Tis the last rose of summer
Left blooming alone;
All her lovely companions
Are faded and gone;
No flower of her kindred,
No rosebud is nigh,
To reflect back her blushes,
To give sigh for sigh.

I'll not leave thee, thou lone one!
To pine on the stem;
Since the lovely are sleeping,
Go, sleep thou with them.
Thus kindly I scatter,
Thy leaves o'er the bed,
Where thy mates of the garden
Lie scentless and dead.

So soon may I follow,
When friendships decay,
From Love's shining circle
The gems drop away.
When true hearts lie withered
And fond ones are flown,
Oh! who would inhabit,
This bleak world alone?

Puisi ini juga diberi melodi (lupa siapa yang ngasih melodinya, but you can google it if you want). Lagu yang dibuat dari puisi ini mungkin adalah satu-satunya lagu yang saya punya banyak versinya, mulai yang dimainkan sama orkestra Philharmonia Slavonica, yang dinyanyikan oleh soprano Hal Leonard, sampai yang dinyanyikan oleh grup Celtic Woman. Padahal biasanya kalau sebuah lagu ada banyak versi remake-nya, saya cuma menyimpan versi yang paling saya suka. Tapi untuk lagu ini...saya nggak bisa menentukan mana yang paling saya suka.

Needless to say, puisi ini sangat menyentuh buat saya, semua lariknya diakhiri dengan kegetiran yang tepat. This poem gave me a lump in my throat. Saya nggak tahu makna aslinya (walau saya menikmati membaca berbagai interpretasi dari puisi ini di forum Celtic Woman...hehe), tapi bagi saya puisi ini menggambarkan tentang betapa hampanya hidup sendirian, saat semua yang kamu cintai pergi dari hidup kamu. Menjadi setangkai mawar yang bertahan sendirian di akhir musim panas, saat mawar-mawar lainnya jatuh berguguran. Musim gugur mendekat, dan setangkai mawar itu pun sadar bahwa cepat atau lambat dia akan layu juga. Maka pada saat itu kematian akan menjadi keberkatan, akhir yang ditunggu-tunggu dari dunia yang hampa.


Ada yang menafsirkan puisi ini berkisah tentang seseorang yang berpikir untuk bunuh diri (mungkin penulisnya sendiri, karena cerita hidup Thomas Moore juga bukan jenis hidup yang dinikmati dengan sorak-sorak bergembira). Dia merefleksikan hidupnya yang sedih pada setangkai mawar yang hidup sendirian, pada saat sesama mawar lainnya sudah menyerah pada waktu. Orang itu merasa bahwa mawar tersebut pasti akan lebih bahagia jika dia bergabung bersama teman-temannya ("Since the lovely are sleeping | Go, sleep thou with them"). Maka dia memetik mawar tersebut dan menaburkannya bersama kelopak-kelopak mawar yang lain, dan dia menganggap tindakannya sebagai belas kasih bagi mawar yang kesepian tersebut ("Thus kindly I scatter, thy leaves o'er the bed | Where thy mates of the garden lie scentless and dead"). Orang itu pun berpikir untuk mengikuti jejak sang mawar, meninggalkan hidupnya yang tidak lagi berarti setelah semua yang dicintainya pergi ("So soon may I follow...").

 Pada masa hidup Moore, puisi yang menceritakan tentang bunuh diri atau pemikiran untuk bunuh diri banyak dibuat. Entah hidup bagi penyair pada masa itu memang sedih, atau bisa juga itu tema yang sudah biasa dieksplorasi pada masanya, nggak tahu pasti (kalau lagi nyantai, googling ah...)

Terlepas dari latar belakang apa puisi ini ditulis, bagi saya puisi ini ditulis dengan penuh rasa. Jadi biar pun puisi ini tidak ditulis dengan bahasa ibu saya, puisi ini dapat menyengat hati dengan kekuatan penuh...karena sekadar istilah 'menyentuh' saja belum cukup.

I hope you can enjoy this poem as much as I do. Kalau bahasanya kurang bisa dimengerti, jangan putus asa. There's always a faithful dictionary to help you out :)

"who would inhabit, this bleak world alone?"

Comments

Popular posts from this blog

Der Erlkoenig (The Elf King), A Poem By Johann Wolfgang von Goethe

Sentimental Hours

Aishiteru - Kizuna (a.k.a. The Movie That Made Me Feel Like A Stone-Hearted Cyborg)