Posts

Showing posts with the label Musing

Catatan Tengah Tahun Lewat Sebulan

Image
Truth spoken in whispers will tell you apart No matter how hard you resist it It never rains when you want it to You humble me, Lord You humble me, Lord I am on my knees, empty You humble me (Humble Me –Norah Jones) source : here   Tahun 2015 yang diawali dengan ekspektasi tinggi berlalu setengah juga akhirnya. Kalau tahun 2014 buat saya adalah tahunnya pencapaian dan pengalaman baru, saya menentukan tema tahun ini adalah tahun mimpi besar. Sesuai dengan namanya, ini tahun di mana saya akhirnya berani mengambil langkah menuju mimpi-mimpi besar saya, termasuk ambil master program. Terutama ambil master program. Preferably abroad, learning things I really love, like something related to neuropsychology. More preferably in Germany, thank you very much. Setelah setengah tahun berlalu, saya rasa Tuhan memilihkan tema yang lebih cocok buat saya : penerimaan dan mencari hikmah. Banyak banget humbling experience yang saya dapat dalam setengah tahun terakhir ini. Mulai da...

Resolusi 2014 (dan situs tongkrongan baru saya : Dayzeroproject)

Image
Tahun baru, bulan baru, hari baru tak ada arti sama sekali bagi orang yang tak berubah jadi lebih baik (KH Abdullah Gymnastiar, @aagym, 31 Desember 2013) Picture from  here Malam tahun baru lewat sudah. Terompet-terompet plastik macet tersumbat ludah. Malam di Cigadung kembali tenang, setelah kemarin seisi rumah mencak-mencak oleh suara petasan dan kembang api yang bikin berisiknya Cigadung nggak jauh beda sama medan perang. Seriously, if there was really a terrorist attack in my neighborhood yesterday, I wouldn't have known. Setelah semua gebyar-gebyar itu, saya merenung apa yang tersisa. Hari-hari akan berlalu dan pada suatu titik kita mungkin akan mengeluhkan betapa membosankannya, betapa panjangnya. Sama seperti tahun-tahun yang lalu. Mungkin juga sama seperti tahun-tahun yang akan datang. What a waste. What a meaningless feat. Sedikit refleksi mengenai apa yang saya capai di 2013. Nailed some, missed some. Belum juga jadi sarjana tapi berdoa banget dalam waktu dek...

Humble Me

Went out on a limb, gone too far I broke down at the side of the road Stranded in the outskirts and the sun is creeping up Lagu Norah Jones yang ini seakan bicara hingga ke kedalaman hati. Mendengarnya hampir bersamaan dengan saat saya bangun tidur dan menatap matahari naik di luar jendela kamar, membuat saya merasa sebenarnya itu saya yang bernyanyi, meminjam suara Jones. Lirih. Kontemplatif. Iya, saya merasa bahwa nggak ada yang berkembang dari hari ke hari. You're still this same old you who dreamt of perfection, yet still managed to find (and do) the most effective ways to prevent that dream from coming true. Saya capek, amat sangat capek, dan mundur lagi ke cangkang. Iya itu langkah yang cupu banget nggak terkira, hahaha. Saya juga nggak tahu apa yang saya mau dari kaburnya saya dua hari ini, ketenangan jiwa kah? Iya sih. Konyol aja. Maksudnya, saya tahu ke mana harus lari kalau saya butuh ketenangan jiwa. Tuhan. Dan kemarin...lari pada Tuhankah saya? Hmm. Ngesot, iya....

Teriakan Bisu Lagi Buat Ruh

Kepada Ruh dengan tidak menggunakan bahasa Indonesia yang Baik dan Benar (karena kamu akan menganggap saya semacam grammar Nazi tiap saya pamer kesukaan saya mengamalkan panduan EYD) Ruh, Oy, halo. Atau mungkin saya harus menyapamu pakai bahasa lain, biar kamu makin ketawa-tawa. Annyeong. Guten Abend. Buona sera. Wilujeng sonten. (Moga-moga kamu ketawa. Saya suka melihat kamu ketawa) Sudah sejak lama saya mau menulis sesuatu buat kamu. Entahlah, sebuah puisi, mungkin. Atau cerpen. Atau sekadar tulisan yang sulit dikategorikan, yang sebagian besar isinya curhat terselubung. Jadi, inilah. Terserah kamu mau menganggapnya apa. Kenapa saya ingin menulis buatmu, ya, Ruh? Toh kamu mungkin tidak pernah baca. Dan kalaupun baca, mungkin tidak mengerti. Kalaupun baca dan mengerti, mungkin kamu tidak sadar saya menulis ini buat siapa. Kalaupun baca, mengerti, dan sadar, masih ada kemungkinan kamu tidak suka. Ah, negatif sekali. Buat saya cinta seharusnya positif, tapi ketika berhadapa...

'Tis The Last Rose of Summer

Image
Guten Abend. Saya memutuskan untuk istirahat sejenak dari tugas PST dan tugas kontes dengan berbagi mengenai salah satu puisi kesukaan saya : 'Tis The Last Rose of Summer. 'Tis The Last Rose of Summer by Thomas Moore (1779-1852) 'Tis the last rose of summer Left blooming alone; All her lovely companions Are faded and gone; No flower of her kindred, No rosebud is nigh, To reflect back her blushes, To give sigh for sigh. I'll not leave thee, thou lone one! To pine on the stem; Since the lovely are sleeping, Go, sleep thou with them. Thus kindly I scatter, Thy leaves o'er the bed, Where thy mates of the garden Lie scentless and dead. So soon may I follow, When friendships decay, From Love's shining circle The gems drop away. When true hearts lie withered And fond ones are flown, Oh! who would inhabit, This bleak world alone? Puisi ini juga diberi melodi (lupa siapa yang ngasih melodinya, but you can google it if you...

Giving Up and Letting Go

Image
Saya tahu saya punya kecenderungan ini : memasang tujuan yang tinggi, mengambil beban yang banyak... over-estimate terhadap kemampuan saya s endiri. Menganggap bahwa entah bagaimana, saya pasti bisa menanggulangi itu semua. Dan seandainya pun saya tidak seberhasil yang saya inginkan, saya tetap akan mendapat pelajaran berharga. Lalu lambat laun, saya kembali sadar bahwa saya tidak sekuat itu, dan itu semua salah saya sejak awal. Why did I do this in the first place? What was I thinking?   Why couldn't I be strong enough like I always want to be?  Kemudian saya akan dihadapkan pada pilihan mengesalkan itu : fight or flight? Pada awalnya, saya akan melakukan fight, sekuat tenaga saya. Berusaha, melawan, terkadang membabi-buta. Namun tenaga saya ada batasnya, dan kemudian saya akan melakukan flight. Dan saya akan merasa kecewa pada diri saya sendiri, karena pilihan-pilihan yang saya ambil ini adalah total failure. Gagal total. Menyerah, melepaskan, melarikan diri...it...

Getting Overboard with So-Called 'Galau-ism' and 'Labil-ism'

Image
ZZZZZ.... Posting ini terilhami dari tren akhir-akhir ini (paling tidak di Psikologi Unpad, utamanya angkatan 2009), yaitu mengatai orang lain 'labil' atau 'galau'. Betapa seringnya kata-kata itu terdengar (bahkan tidak jarang tertuju pada aku sendiri), sehingga kadang-kadang aku ingin bertanya kepada yang mengata-ngatai, "dasarnya apa ya, kamu ngatain saya labil/galau?" Soalnya tiap ada muka cemberut dikit, dikatain galau. Tiap nyanyi lagu Reza dikit, dikatain labil. Tiap pengen curhat tentang romantic-interest, ada aja yang ngingetin kalau aku sudah 19 tahun sekarang, di ambang usia dewasa awal, sehingga harus mengurangi apa yang mereka sebut sebagai 'galauisme' atau 'labilisme'. Yeah, tepat. 'Galau-isme' dan 'Labil-isme' yang harus didefinisikan kembali, karena sudah mengalami peyorasi parah sampai rasanya aku pengen ngambek (dengan resiko dicap 'makin galau/labil') setiap kali ada yang mengatakannya saat seb...

Panggil Pemiliknya

Seorang santri bertanya pada kiainya, "Sudah sepuluh tahun saya menuntut ilmu. Kini bolehkah saya pulang kampung untuk mengamalkan ilmu saya?" "Memang sudah saatnya engkau pulang kampung," jawab kiai. "Tetapi, aku ingin tahu, berapa besar biaya yang kaubelanjakan selama belajar di sini?" "Cukup untuk mendirikan dua buah rumah." "Apakah di kampungmu ada setan?" "Di mana-mana ada setan, Kiai," jawab si santri, menyangka gurunya sedang menguji. "Jika setan menggoda engkau, apa usaha engkau untuk menolaknya?" "Saya akan berusaha dengan berbagai upaya, lahir dan batin," ujar si santri, masih menganggap kiai tengah menguji ilmunya. "Kalau setan tetap berkeras menggoda engkau, apa yang engkau lakukan?" "Saya akan terus berusaha dan berusaha." "Bila demikian, umur engkau habis hanya untuk melawan setan. Lalu, kapan kesempatan engkau beribadah pada Tuhan?" ucap kiai d...

Untuk seorang teman yang patah hati

Sekarang kamu bertanya-tanya, apa hikmahnya kamu pernah bertemu dan kenal dengannya? Apa artinya kamu pernah mencintai dia? Pada saatnya kamu akan berhenti bertanya-tanya. Kamu akan berhenti merasa ini semua tidak ada maknanya. Kamu tahu, bohong kalau kamu bilang kamu ingin sepenuhnya lupa. Bukankah untuk setiap tetes air mata, ada lebih banyak alasan untuk tertawa? Kalau tidak, mana mungkin kamu akan bertahan dalam cinta itu, jika kamu tahu pada akhirnya kamu akan terluka dan lebih banyak lagi terluka? Karena itu, jangan dilupakan, Teman. Reguk dan resapi rasa ini sebagai suatu pengalaman berharga. Sesuatu yang akan memperkaya keberadaanmu, sesuatu yang melengkapi hidupmu. Hambar rasanya kebahagiaan tanpa kesedihan sesekali, kan? Masih kamu mau bilang semua ini tidak ada maknanya? Akan tiba saatnya kamu bersyukur hidupmu pernah bersentuhan dengannya. Dia telah mewarnai hidupmu dengan caranya. Dia membantu membentuk kamu menjadi kamu, kan? Dia membantumu menjad...

Rambling about Dream (a.k.a Menggalau Lagi)

Image
Stars shining bright above you Night breezes seem to whisper "i love you" Birds singin’ in the sycamore trees Dream a little dream of me (Dream A Little Dream of Me -Louis Armstrong) Isn't dream fascinating? When I was in elementary school  I used to think of dream as a magical thing. Maksudnya, jelas kan...di mana lagi kalau bukan di mimpi, kamu bisa mimpi ketemu dinosaurus di dalam kulkas dan berkuda sama pangeran yang wajahnya entah bagaimana mirip sekali sama Brian Westlife (maklum, waktu itu Westlife sedang sungguh-sungguh trendi). Di mana lagi kalau bukan di mimpi, kamu bisa ngobrol sama sesosok manusia yang sekarang jadi musuh bebuyutan, sambil ngopi pisang goreng dan gehu lagi. Coba kasih tahu di mana lagi kalau bukan di mimpi. Banyak orang bikin teori macam-macam soal mimpi. Mbah Freud bilang mimpi itu semacam representasi dari hal-hal yang kita tekan ke dalam alam taksadar (Oh Dosen Psium dan Kepribadian I, tolong jangan hapus status mah...

You realize you're a psychology undergraduate student when...

Image
*based on personal experiences.And oh yeah, I'm guilty of using excessive English without paying attention to grammar and such. It's just the way I think recently. Bear with me. 1. People start seeking YOUR advice 2. ...and expecting you to be super-patient listening to their rant 3. ...and giving you dirty look when you say, "I can't help you solve your problem, I'm still a freshman..." 4. Some people acts ridiculous in front of you because they are afraid that YOU can read their mind ("Do I look like Ki Joko Bodo to you?") 5. You think some people's hatred for Sigmund Freud's theory is kinda overrated. (I mean, seriously...Old man Freud's opinion cannot be blamed for moral degradation.) 6. You restrain yourself from using words like 'autistic' and 'schizophrenia'. 7. You start using phrases like 'the law of effect' or 'tabula rasa' in everyday conversation (and having people looking at you like y...

German Football Player and Their Celebrity Lookalike

Image
Michael Ballack dan Matt Damon Holger Badstuber dan Heath Ledger   Mirip kaaaan? Teman aku Ditta Ramalia Guntari bilang Holger Badstuber mirip Justin Bieber, tapi...uh, puh-leassse... Errr...aku pikir mau diliat dari manapun Holger lebih mirip Heath Ledger daripada Bieber... Bastian Schweinsteiger dan Christian Sugiono Walaupun tentu saja gantengan Christian Sugiono sumpah mereka mirip, cuma agak susah nyari foto yang membuktikannya. Hahaha. Sami Khedira dan Ariyo Wahab Pengen ngelanjutin lagi tapi udah pagi dan aku agak ngantuk. Kata Ufi besok (hari ini) rapat KPAR. Ya sudah. Dadah. Dilanjutin lagi nanti...

Ini Bukan Akhir Dunia. Yeah Right.

Nilai itu nggak penting, yang penting ilmunya This is what I told myself for like, a thousand times after a series of WHAT-How-could-I-only-get-THIS-score-when-I-thought-I-surely-deserved-to-get-more? Manusia berencana, tapi Allah juga yang menentukan Yeah, right. So cliche yet so true. But sometimes I feel like those are just my sorry excuses for my inability to live up to my expectations. And public expectation. Or so I thought. But whatever. Ada benernya kok. Nilai penting, tapi lebih penting lagi apa yang udah aku dapet dari mata kuliah-mata kuliah itu. Ada yang nempel secara permanen nggak? Ada yang bisa diterapkan nggak? Guess what, kayaknya buat aku ada deh. Nilai itu asalnya dari dosen dan walaupun harus percaya bahwa dosen punya kriteria yang reliable tentang siapa yang harus dihargai cukup dan dihargai lebih dari itu, ada satu penilaian lagi yang lebih penting. Itu penilaian dari Tuhan. Dan itu cakupannya sangat luas. Bagaimana aku menjalani sem...

It's (not that) hard living surrounded by lovebirds

Image
Hey it's me again. Instead of studying I decided to write some...whatever you want to call it. Sebelum ada yang tersinggung, ini cuma opini aku aja sih, bukan usaha untuk menceramahi siapa pun. Kalau ada manfaat, syukurlah. Kalau malah bikin hati kamu panas, maafkanlah. Di sekeliling aku banyak pasangan yang sedang dimabuk asmara. Pacaran, lebih tepatnya, bukan yang sudah terikat pernikahan (walaupun yang terikat pernikahan juga masih lovey-dovey gimanaaa gitu, tengok aja mama-papa dan kakek-nenek * sigh *). Kalau yang udah nikah mah nggak ada masalah ya. Ya, di sekeliling aku banyak orang pacaran, baik yang veteran atau baru jadian. Dan aku jadi tergoda. Tergoyang dangdut (?) Yeah, aku pernah pacaran, aku tau kira-kira bagaimana rasanya. Punya pacar, merangkap penyair pribadi, keranjang curhat pribadi, guru les pribadi, bodyguard pribadi...belum lagi ATM pribadi dan tukang ojek pribadi. Hahaha. So delightful. So tempting . Serius nih, apa yang akan kamu lakuk...