Saya dan "Rewriting Ad Infinitum"

Hello! I'm still alive! Isn't it surprising? :D

Sebenarnya sih saya sering pengen nulis di sini, tapi entah kenapa nggak jadi-jadi. Baru sekarang, sambil menunggu selesai download dorama Hana Yori Dango (Jadul tapi ngangenin, hahaha), film Boku no Hatsukoi wo Kimi ni Sasagu (maklum, lagi naksir Okada Masaki --pemeran Masamune Asuka di Otomen) dan belajar Psikologi Sosial Terapan (needless to say, it's a lie, people), saya memutuskan untuk kembali menyemarakkan (?) blog ini.

Well, sampai hari ini, saya mau bilang bahwa hidup saya menyenangkan. Saya membaca banyak buku bagus (Dua di antaranya adalah Atonement - Ian McEwan dan Lucky - memoir Alice Sebold, penulis The Lovely Bones. Go read them! It's highly recommended), nonton banyak film bagus (z.B. The Edge of Love...oh well, I'm a big fan of Keira Knightley), ikutan banyak acara rame (z.B TPD, Training Pengembangan Diri Fapsi. Oooh...angkatan 2011! I like them as a whole, they're so cute. Hanya sedikit di belakang keimutan angkatan 2009, hahaha). Teman-teman saya ultrabaik, keluarga saya ultra-care, dan romantic interest saya tambah keren dari hari ke hari (hahaha, like, of course). Semester 5 bikin capek dan menurunkan semangat, tapi sejauh ini sih dua UAS yang udah saya lalui cenderung nggak masalah (semoga nilainya juga nggak masalah, ya Allah, amin). Bahkan KONEKSI INTERNET CIGADUNG yang biasanya bikin pengen nyangkul sawah sebagai katarsis pun minta dielus penuh cinta banget akhir-akhir ini.

Satu-satunya yang masalah BESAR BANGET adalah...yah, karier menulis saya.

Bagi kamu yang juga membaca cerita saya di Fictionpress, kamu pasti sadar kalau saya udah lama banget nggak update. Lama banget, serius. Nggak pengen ngitung berapa lama. Ini hiatus paling lama yang pernah saya jalani sejak memutuskan ikut Fictionpress. Review terus berdatangan, minta saya meneruskan cerita-cerita di sana. Saya biasanya menjawab dengan senang hati sambil bilang, I'm trying to update regularly...tapi sekarang yang terjadi adalah I'm struggling just to have this one chapter out of my head.

Writers Block? Yeah, itu adalah alasan paling gampang. Kambing hitam paling malang buat seluruh penulis mandek ide. Saya pun tadinya bilang kayak gitu. Tapi makin lama...kayaknya ini bukan sekadar mandek. Something's wrong and I don't know what it is.

Saya membaca lagi chapter-chapter yang saya tulis sebelumnya, dan saya menemukan banyak "lubang" di sana. Ada karakter yang timbul tenggelam. Kadang-kadang saya bermain deus ex machina. Kadang-kadang...well, it just doesn't feel right at all.

So, dear fictionpress readers! After an excruciatingly long preview, I just want to tell you that I am rewriting my main writing project : Novel yang Belum Selesai. Saya bahkan
berencana mengganti judulnya (Kak Shofa, salah satu kakak angkatan saya, berkomentar bahwa judulnya kurang menjual, and I have to admit : yes it is).

Seorang teman yang juga aspiring writer-to-be pernah berkata kepada saya : beware of rewriting ad infinitum. Nulis, baca lagi, terus ngerasa nggak sreg, akhirnya nulis ulang...dan teruuuuus seperti itu. Menurut dia, lebih baik kalau lagi nulis, jangan lihat ke belakang. Terus aja, selesaikan dulu, baru setelah itu lihat lagi dan edit sampai kinclong. Well, yeah. Namun sekarang saya sadar bahwa saat kamu merasa mandek semandek-mandeknya dan nggak bisa ngelanjutin itu, lalu kamu melihat ke belakang dan merasa "ini nih gara-garanya saya nggak bisa maju", ada baiknya singkirkan dulu masa lalu yang ngganjel itu. Maaf ya, doain aja semoga saya jadinya nggak rewriting ad infinitum, amin.


-000-

Jangan salah, sebenarnya saya pernah lho menyelesaikan suatu karya. My first novel. Pertama ditulis di kelas 2 SMP dan diselesaikan saat saya masih awal kelas 1 SMA. Teman-teman dekat saya pada periode ini, misalnya Ditta dan Emma, mungkin masih ingat. Kurang lebih 2 tahun lah ya, sama kayak waktu saya menggarap Novel yang Belum Selesai.

I was writing like crazy, anywhere, anytime. I believed so much in what I write. I was sure that I would get it published. In the end, well, I didn't send it anywhere. Thank God.

The story is crappy, I mean...seriously. I was basically writing about myself (and my first boyfriend, haha). Ceritanya tentang satu kelompok remaja beranggotakan 10 orang, yang tokoh utamanya seorang cewek biology-freak yang sangat feminin dan suka baca buku apa pun (a.k.a me) . Romantic interest-nya adalah seorang cowok puitis, hobi baca Tolstoy, dan suka makan steak dengan saus black pepper (a.k.a my boyfriend, now ex). Ceritanya berputar soal kejadian di sekolah, guru-guru ngeselin yang namanya disamarkan, exaggerated important event in my then-love story, dan kekonyolan teman-teman dekat kami di masa itu. No climax whatsoever. Itu cuma...well, kayak diary yang dibesar-besarkan dan ditulis dari sudut pandang orang ketiga.

Saya baru baca lagi cerita itu, dan saya jadinya ketawa-ketawa sendiri. Saya jadi ingat banyak hal di masa lalu (misalnya kejadian saat kami sekelompok belajar bareng, makan bareng, nonton pertandingan olahraga antarkelas bareng...juga siapa-naksir-siapa. Teman dekat saya naksir seseorang dan di novel itu saya bikin mereka jadian, LOL). Konyol aja, pemikiran remaja SMP, masalah kecil aja repot banget sih. Tata bahasa saya bakal bikin guru bahasa Indonesia muntah-muntah. Gaya bahasa saya...ah, pokoknya bikin saya merasa udah berkembang banget, hahaha.

Saya merasa, novel crappy yang menggambarkan kehidupan fase remaja awal ini nggak boleh jadi satu-satunya karya yang saya selesaikan. Harus ada yang lain, yang lebih bermutu dan worth to read. Definitely.

So, worry not, my fictionpress reader, I'm not abandoning my stories! I'm not falling into the trap of rewriting ad infinitum! I'M GOING TO FINISH THEM ALL but...yeah, I just don't know when.

Minta doa aja ya *angkat-angkat bahu centil.

Nb: target menyelesaikan NYBS : sebelum 20 Februari 2012! Yeeeeaaaay Vera, fighting!

Comments

Popular posts from this blog

Der Erlkoenig (The Elf King), A Poem By Johann Wolfgang von Goethe

Sentimental Hours

Day #1 : 10 Things That Makes Me Happy (PART 2)