Paradiso Perduto Revamped!

Saya tergoda untuk memulai post ini dengan deklarasi “I am back!”, seperti yang juga saya gunakan untuk membuka sekitar lima post sebelumnya…yang rupanya saya tulis dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Iya, saya memang balik ke blog ini beberapa kali, tapi adaaaa aja terus hal-hal yang mencegah saya untuk benar-benar stick around setelah kembali.

Kemarin saya dikontak teman saya, Meutia. Senang banget dan nggak nyangka juga karena nggak ada special occassion tertentu yang bikin kita kontak-kontakan. Kami ngobrol banyak, dan akhirnya nyinggung-nyinggung soal blog. Soalnya saya blogging pake platform blogger, Muti juga, dan biasanya kami kontak via kolom komentar di blog masing-masing. Blog memang media yang menyenangkan buat catch up sama kehidupan masing-masing, cuma ya akhir-akhir ini saya nggak ada waktu buat blogwalking. Meutia juga udah lama nggak komen, tapi karena saya juga udah lama nggak berkunjung ke blog saya sendiri, saya nggak sadar, hahaha.

Ternyata Muti udah pindah ke platform blogging sebelah saat saya vakum, huhuhu. Di satu sisi saya senang, paling nggak dia masih punya blog, saya masih bisa stalking catch up  sama hidup dia. Di sisi lain, sedih nggak jelas karena makin sedikit teman yang aktif di blogger. Blog yang saya follow juga sudah mulai berkurang sedikit-sedikit frekuensi postingnya. Yang punya blog di platform sebelah banyak sih sebenarnya, tapi kebanyakan postingnya reblog.

Apa saya pindah platform juga aja ya? Biar bisa reblog (laaaah…)

Atau hapus aja? Jarang posting juga.

Setelah berpikir panjang-panjang, saya memutuskan untuk tetap blogging. Saya masih ingin nulis panjang-panjang tentang banyak hal, berguna atau nggak, dan batas 140 karakter di twitter nggak cukup untuk itu. Bikin status di facebook entah mengapa terasa nggak sreg (dan alay by association, karena seringnya disalahgunakan), bikin path saya nggak niat. Lagipula saya nggak begitu suka pasang-pasang posting panjang/update tentang hidup saya di media sosial semacam itu, walaupun saya masih merasa ada keinginan berbagi juga sih. Blog kayak gini adalah tempat yang tepat; saya bisa meracau suka-suka saya tanpa menyodorkan paksa ke hidung teman-teman saya (atau orang lain yang terhubung via medsos sama saya).  Kalau blog kan mereka bisa pilih untuk berkunjung atau nggak, dan mereka yang benar-benar baca sampai akhir adalah mereka yang benar-benar peduli sama apa yang saya tulis.

Saya juga memutuskan untuk bertahan di blogger. Sudah kadung sayang sama platform ini, banyak alasan-alasan melankolislah pokoknya. Lebih baik maksimalkan saja yang ada, dengan segala keterbatasannya.

Jadi ceritanya seharian ini saya sibuk sendiri di depan laptop, tweaking  sana-sini pada blog ini, walaupun harusnya saya baca jurnal tentang stakeholder engagement karena deadline kerjaan makin mendekat, haha. Ganti tema, bikin logo baru, dan melatih skill coding html saya yang mulai karatan. Masih ada kesulitan, terutama ngurusin image slider buat masing-masing post. Akhirnya saya lumayan puas sih, walau yaaa gitu, belum sempurna.


New logo (which actually took just a few minutes to make since the template has been kindly provided by www.shabbyblogs.com )


Ternyata otak-atik layout blog itu pengaruhnya psikologisnya besaaar sekali. Bawaannya pengen posting (hence I’m writing this). Bawaannya pengen grand re-launching lagi ke muka dunia (naon) hahaha. Muter-muter otak dan ternyata saya udah bikin lumayan banyak juga draft buat blog, cuma nggak ada yang selesai.

Semoga dengan ‘dandan’-nya blog ini, saya jadi terpacu untuk lebih banyak nulis lagi. Terlepas dari apa ada yang baca…this is one writing task I do for myself, and I do enjoy it hahaha.

That being said....I'm back!


Comments

  1. Kiyaaaah! Yang ditunggu datang juga. Iya alhamdulillah yah :') aku juga terharu aku update lagi.

    Hehehe makasih Mut. Tuh kaaan blogger juga bisa bagus, hayuk sini balik lagi *merayu

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Der Erlkoenig (The Elf King), A Poem By Johann Wolfgang von Goethe

Day #1 : 10 Things That Makes Me Happy (PART 2)

Aishiteru - Kizuna (a.k.a. The Movie That Made Me Feel Like A Stone-Hearted Cyborg)