Terbawa Suasana

...
Dia datang. Merubuhkan duniaku yang lama dan membangunnya dalam tatanan baru. Semuanya dalam hitungan detik. Atau sebenarnya dalam hitungan tahun? Tahun-tahun yang kulewatkan dengan memandangi dia tanpa menyadari keberadaannya. Tahun-tahun yang kugunakan untuk mematri dia dalam alam bawah sadarku. Pada suatu hari satu rasa menyeruak memberontak keluar dari rongga dadaku yang terlalu sesak. Aku sadar satu hal. Aku jatuh cinta padanya

 Vera
yang merasa terbawa suasana ketika menulis adegan jatuh cinta
dalam proyek novel yang sedang dikerjakannya.
(asal jangan pas nulis adegan depresi, aku jadi ikutan depresi...)

Novel yang Belum Selesai menginjak chapter 5! Isn't it exciting? Ayo ayo berdoa supaya aku punya lebih banyak waktu dan mood untuk menulis! Hahaha
Sebenarnya ada beberapa hal yang memotivasi aku untuk menulis chapter 5 dan pengen menyelesaikan cerita ini secepat mungkin...

1. Aku sedang jatuh cinta dan chapter ini TENTANG CINTA. YAHOOO! *histeris ga jelas* Harus ditulis secepat mungkin sebelum perasaannya jadi basi (walaupun kalau melihat pengalaman, mungkin basinya masih lama. hahaha.Tapi cinta aku nggak pake bahan pengawet lho. *apasihvera*). Aku kalau nulis adegan sedih bisa kapanpun dan kebanyakan bisa bikin orang yang baca merasa terbawa suasana juga (kecuali Ditta Ramalia Guntari ya, teman aku yang satu itu sih kalo baca tulisan aku, apa pun genrenya, pasti ketawa. Ah...kangen Dittaaaa! Pengen nyusul ke Jerman!!!!!). Tapi kalo temanya membahagiakan, aku harus sedang bahagia juga nih...jadi mumpung aku lagi bahagia, selesaikanlah secepat mungkin! Hehe.

2. Aku pengen novel aku CEPAT DIJUAL. Bukannya aku tiba-tiba jadi novelis komersil yang cuma bisa bikin novel trashy aja. Tapi aku sadar bahwa akhir-akhir ini aku (a) sering menghabiskan duit untuk barang-barang yang tidak terlalu diperlukan, (b) pengen sekali meneruskan kursus bahasa Jerman sebelum bahasa Jerman aku jadi setingkat ikan cupang buta huruf, (c) daftar buku yang mau kubeli udah kayak antrian mobil di Cipularang saat musim mudik, dan (d) aku pengen jadi orang kaya biar bisa baca jurnal berbayar! Udah berkali-kali aku nemuin artikel yang akan sangat bagus sekali kalau aku masukin ke dalam laporan psium aku, but guess what? JURNALNYA BERBAYAR SEMUA. Dan aku jelas gak bisa bayar 13 poundsterling buat beli satu artikel itu doang dong, apakah aku keliatan kayak anak juragan minyak? Well, yah, ayah aku memang jualan minyak di grosirnya but you got the point lah.
Karena menjadi penulis adalah profesi (sampingan, mungkin. Utamanya psikolog. Hehehe amiiiiin) yang aku inginkan di masa depan, maka aku harus memaksimalkan potensi dan imajinasi aku yang berlebih itu mulai sekarang! Ayo Moneymaker (nama laptop aku), kita berjuang! YEAH!

Berdoa semoga semuanya lancar dan membahagiakan :))

P.s. visit my fictionpress account dan tinggalkanlah review. Setiap review akan sangat aku hargai :D hehe

 So let's do it!
Hehe

Comments

Popular posts from this blog

Der Erlkoenig (The Elf King), A Poem By Johann Wolfgang von Goethe

Sentimental Hours

Aishiteru - Kizuna (a.k.a. The Movie That Made Me Feel Like A Stone-Hearted Cyborg)