Untuk seorang teman yang patah hati

Sekarang kamu bertanya-tanya, apa hikmahnya kamu pernah bertemu dan kenal dengannya? Apa artinya kamu pernah mencintai dia?

Pada saatnya kamu akan berhenti bertanya-tanya. Kamu akan berhenti merasa ini semua tidak ada maknanya.

Kamu tahu, bohong kalau kamu bilang kamu ingin sepenuhnya lupa. Bukankah untuk setiap tetes air mata, ada lebih banyak alasan untuk tertawa? Kalau tidak, mana mungkin kamu akan bertahan dalam cinta itu, jika kamu tahu pada akhirnya kamu akan terluka dan lebih banyak lagi terluka? Karena itu, jangan dilupakan, Teman. Reguk dan resapi rasa ini sebagai suatu pengalaman berharga. Sesuatu yang akan memperkaya keberadaanmu, sesuatu yang melengkapi hidupmu. Hambar rasanya kebahagiaan tanpa kesedihan sesekali, kan?

Masih kamu mau bilang semua ini tidak ada maknanya?

Akan tiba saatnya kamu bersyukur hidupmu pernah bersentuhan dengannya. Dia telah mewarnai hidupmu dengan caranya. Dia membantu membentuk kamu menjadi kamu, kan? Dia membantumu menjadi lebih kuat. Bukankah Tuhan tidak pernah menguji hamba-Nya di luar batas kemampuannya? Maka jika Tuhan mengatur dia untuk meninggalkanmu, sebenarnya Tuhan sedang memperkenalkanmu pada dirimu yang baru. Kamu yang tangguh, kamu yang tidak mudah jatuh. Kamu yang belajar untuk mencintai dirimu dan menghargai apa yang ada padamu.

Masih kamu mau bilang semua ini tidak ada maknanya?

Coba pikir-pikir lagi, Teman. Pernahkah kamu berpikir, dia dijauhkan darimu ada maksudnya? Mungkin Tuhan menyelamatkanmu agar tidak jatuh lebih dalam lagi untuk seseorang yang bukan hakmu. Pernahkah kamu memikirkan, di suatu tempat ada seseorang yang tercipta untukmu, menunggu takdir membawa kalian bertemu. Mungkin perpisahanmu adalah jalan untuk bertemu belahan jiwa sejatimu. Tuhan telah membukakan pintu, Teman, jadi jangan terlalu lama lagi kau tatap pintu yang tertutup itu. Bergeraklah maju, songsong masa depanmu, percayakan pada Tuhan, apa yang menjadi takdirmu tidak akan hilang darimu...

Masih kamu mau bilang semua ini tidak ada maknanya? 

Pikirkan dari sudut lain, Teman, mungkin ini sama sekali bukan siksaan. Mungkin di balik ini semua ada panggilan Tuhan. Mungkin kamu menghabiskan waktu terlalu banyak untuk mencintai makhluk-Nya, mana kau sisihkan waktumu untuk Penciptamu? Mungkin Tuhan rindu padamu dan inilah cara Dia memanggilmu. Sekarang jawablah dengan jujur, kamu mendekat pada-Nya, kan? Dengan kesedihan ini, kamu akan lebih merasa bahwa Dia sebaik-baiknya Pecinta...

Masih kamu mau bilang semua ini tidak ada maknanya?

Jalanilah dengan kepala tegak, Teman, dan ketahuilah kamu tidak pernah sendirian...

Dan suatu saat,  akan tiba waktunya kamu berkata:

Untuk semua orang yang pernah membuat aku mencicipi rasanya
menerima cinta, memberi cinta, kehilangan cinta
terima kasih sebesar-besarnya

Percayalah...aku tahu ini dari pengalaman. Hahaha :)
Yeah friend, I've been there too. Don't tell me I don't understand you

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Der Erlkoenig (The Elf King), A Poem By Johann Wolfgang von Goethe

Sentimental Hours

Day #1 : 10 Things That Makes Me Happy (PART 2)