Lovely Kalengikansarden : Tristia Riskawati

I have this sudden urge to write about a friend. A highly inspirative one, if I might add.

Entah ada kesambet apa, hari ini saat saya berselancar ria di dunia maya, saya menengok tumblr seorang teman yang sudah lama tidak saya tengok karena saya sibuk bergalau, bermasygul, dan bergundah hati. Ehm. Pokoknya saya sibuk.

Izinkan saya memperkenalkan teman saya itu. Diizinin lah ya, blog saya ini, hahaha. 

Diambil semena-mena dari album facebooknya. Ga apa-apa ya Tris :p

Namanya Tristia Riskawati, biasa dipanggil Tristi. Menggambarkan dirinya sebagai Avatar dari Kerajaan Bumi, walikota Bikini Bottom (dua periode), penjaga gawang di suatu klub sepakbola di planet Merkurius, Kaisar Perempuan Pertama Kerajaan Bawah Laut Cina Selatan, dan yang terutama, abdi Allah. Saat ini KTM-nya mencatat status sebagai mahasiswi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran Bandung Jatinangor, tepatnya jurusan Jurnalistik (angkatan disamarkan). Aktif di Salman, Himpunan, dan who knows di mana lagi, yang jelas sangat aktif dalam memaknai kehidupan.

Pertama kali kenal Tristi gara-gara dikenalin Achan, masa kelas 1 SMA, di salah satu kelas pada deretan depan koridor SMAN 3 Bandung (kalau nggak 2 IPA 1, IPA 2, ya IPA 3 lah). Waktu itu saya lagi semangat-semangatnya mengukir prestasi pada ajang Olimpiade Biologi tingkat SMA, makanya saya ikutan  kelompok persiapan dan latihan olimpiade sains (saya lebih suka menyebutnya 'Kawah Candradimuka', lebih dramatis), namanya PLASMA. Nah, pada pertemuan PLASMA itulah saya bertemu si neng geulis ini, sedang duduk di pojok depan. Kesan pertama, kayaknya pendiam ya, imut (?) hehehe.

Seiring dengan berjalannya waktu, kami saling mengenal lebih jauh. Ternyata dia tidak sependiam yang saya kira awalnya walaupun tetap imut kok, imut, beneran. Ternyata kita sama-sama suka The Beatles (walaupun saya nggak tahu apakah dia juga naksir George Harrison). Sama-sama tertarik dengan dunia tulis-menulis. Sama-sama anti-mainstream. Sama-sama mengakui majalah Gogirl sebagai guilty pleasure. Sama-sama menyukai sepakbola dan filosofinya...ssahh.


Sama-sama pernah pengen masang yang beginian di kamar, hahaha.

Bersama Tristi saya merasa mendapatkan teman berpikir. Mulai dari tentang kebun binatang  sampai filsafat manusia, bisa. Mulai dari tentang hal-hal syalalasyubidupapa (istilah kami untuk 'cinta') sampai feminisme, bisa.

Kalau disuruh memilih satu kata untuk menggambarkan Tristi, tanpa pikir panjang saya akan memilih kata imut quirky. When you meet her, she has this sparkly butterfly charm dancing around her. Seseorang dengan pemikiran-pemikiran mendalam, dan nggak takut menyuarakannya sebagaimana adanya. Introvert yang menerjang-nerjang ke dunia luar. Dia bisa melihat fenomena-fenomena kecil yang sering luput dan menjadikannya bahan kontemplasi yang....ah, kalau dibaca, nampar-nampar diri.

Kalau ngobrol bersama Tristi, kerasa banget bahwa dunia itu luas. Mungkin pengaruh dia menekuni dunia jurnalistik, ya. Jadi sering mikir, "oh itu bisa dilihat kayak gitu toh," dan sebagainya. Membuka wawasan. Banget. Kalau baca tulisannya, jadi pengen melihat dunia lebih akrab lagi. Mengeksplorasi apa yang selama ini cuma jadi kepedulian sesaat. Dan buat saya, beberapa tulisannya menggerakkan saya untuk juga turut mendalami hakikat sebagai manusia : abdi Tuhannya.

Nunggu banget saat-saat di mana Tristi udah jadi jurnalis terkenal, keren, dan berdedikasi. Eh...atau mau jadi apa kamu di masa depan, Tris? Apa pun itu, saya percaya kamu nggak akan berhenti memperbaiki diri dan melihat dunia dengan warna-warni yang namanya masih dalam proses pembuatan di surga sana :)
Tris dalam fase kontemplasi. Eh nggak, itu kayaknya lagi ngecek foto deng, hehe. Dicomot dari tumblrnya. *nunggu dituntut*
Banyak kejadian lucu yang dialami bareng Tristi. Misalnya zaman kelas 3 SMA kita berdebat mengenai bakal datang prom atau nggak, dan akhirnya kita datang prom (yang temanya movie atau apa gitu) dengan berkostum pemain sepak bola. Dia pakai kostum Persib dan saya pakai kostum Jerman. Mamanya Tristi sampai all out ngedatangin juru rias. Makasih banyak ya Tante.

(Tris, malam gelo itu kita foto-foto nggak sih? Pengen masang di sini ih, haha)

Kami pernah bikin rencana shopping di Gedebage setelah saling bercerita tentang obsesi terpendam untuk jadi fashionista pengiritan, tapi kami malah tertahan di gerbang pasar gara-gara hujan gede dan becek total menuju banjir. Akhirnya kami cuma makan baso tahu di sana, terus pulang lagi, hahaha.

Pernah juga kami bikin rencana tour de museum Kota Bandung bareng Dira...dan ternyata SEMUA MUSEUM YANG DIKUNJUNGI TUTUP. Kurang gahar apa coba, semua pengelola museum takut kami datang dan kabur menyelamatkan diri. Nggak deng, pelajaran besarnya adalah museum di Bandung pada tutup di hari Minggu, hahaha.

Akhirnya kita berkelana di daerah alun-alun. Diajak diskusi soal negara sama sekelompok mas GMNI pas iseng mengunjungi sel Soekarno di ex-penjara Banceuy. Naik ke Menara Mesjid Agung dan nyadar betapa semrawutnya tata kota Bandung (aku masih rada pengen hidup di Tengger aja Tris, tiris nyaan di ditu mah hahaha). Terus lanjutin perjalanan ke Rumah Buku Kineruku, jalan kaki sambil menerawang kehidupan orang-orang berkecukupan yang punya rumah di sepanjang jalan itu. Hahaha, rame ih, pengen lagi.
 
Ah, kenapa jadi melantur ngebocorin momen-momen gegeloan ya? Hahaha.
Ini bangets ya, hahaha (Gambar dari suatu tautan di tumblr Tristi )

Tristi adalah teman pertama saya menjelajah Jatos (nonton Merah Putih pada hari pertama jadi mahasiswa-bebas-ospek! hahaha). Teman beberapa kali menjajah kantin Salman setelah bingung tempat makan apa di Bandung yang ramah pada kantong mahasiswa. Pernah juga sekalinya rada punya duit terus makan di Ngopdul, terus dia sakit gigi, watir. Hahaha. Tristi juga teman yang pertama dipikirin kalau ada mata kuliah praktikum dan butuh OP dari luar Psikologi, hahaha.

What I really really really want to say about Tristi is:

Her writing will seriously 'grauk' you!

Makasih sudah jadi begitu inspiratif ya, Tristia Riskawati :) dan makasih udah mau direpotin pada praktikum saya kemarin hehehehe.

Liebe Grusse,
Deine Vera

Comments

Popular posts from this blog

Der Erlkoenig (The Elf King), A Poem By Johann Wolfgang von Goethe

Sentimental Hours

Day #1 : 10 Things That Makes Me Happy (PART 2)