Deutschland, Fussball, und Schadenfreude


Ayo Liebe Mannschaft, tambah bintangnya!
Halo, ini Vera (tentu saja, masak Dian Sastro).

Berhubung ujian Pengantar Kepribadian diundur LAGI jadi hari Selasa, aku menyempatkan diri untuk meramaikan kembali blog ini.

Posting ini mulai ditulis di jeda istirahat Jerman versus Serbia, di babak penyisihan Piala Dunia 2010. Kedudukan sementara Jerman 0, Serbia 1. Scheisse.

Aku penggemar BERAT timnas Jerman. Lebih BERAT daripada sekedar BERAT. Sudah 8 tahun sejak pertama kali jatuh cinta sama der Panzer dan aku masih squeaky-freaky fangirl kalau urusannya nonton timnas Jerman. Hahaha. Dan kecintaan semacam ini bukan sesuatu yang bisa disembunyikan, dan aku juga nggak merasa perlu menyembunyikannya. Hell, kamu mungkin malu kalau ngefans sama Dewi Perssik, tapi aku ngefans sama timnas Jerman dan aku BANGGA.

Tau kan masalahnya kalau kamu terang-terangan suka sama sesuatu? Cobaannya banyak. Banyak orang mencibir. Banyak orang ngejek. Jerman begini begitu, mendingan Argentina karena pemainnya ganteng, mending Brazil aja karena mainnya lebih yahud, and the blah and the blah and the blah.

Ini ditambah lagi penyakit sepakbola. Tau kan, penyakit ejek-tim-yang-kalah-dan-dijagoin-temen-kamu-karena-tim-kita-yang-paling-oke-HORE. Percayalah bahwa aku udah jadi korban dari pengidap penyakit ini sejak pertama kali aku mikir bahwa sepakbola bukan hanya semacam permainan cowok-cowok-konyol-bercelana-pendek-yang-nendang-bola-euweuh-gawe. Seorang teman aku masih suka ngejekin die Mannschaft dan kecintaan aku terhadapnya sejak 8 TAHUN YANG LALU. Yeah right, ini bukan penyakit yang bisa disembuhkan dengan mudah. Kebanyakan orang mengidapnya sampai seumur hidup.

Dan aku sedikit banyak juga telah terpapar oleh penyakit ini. Apa yang bisa kamu lakukan kalau tim-kesukaan-kamu-sepanjang-masa diejek abis-abisan hanya karena kamu SUKA tim itu? Yes, seandainya kamu nggak suka tim itu, semua akan adem ayem saja tapi kamu SUKA sama tim itu dan DANG, congratulations your favorite team suddenly got the title 'THE WORST TEAM IN THE WORLD' given by your own FRIEND!

Aku mengambil jalan yang akan diambil oleh semua anak-kelas-6-SD-superlabil. Ejek balik tim  yang disukai sama orang yang ngejek itu. Dan dia balik ngejek lagi. Dan aku balik ngejek lagi. Dan seterusnya. Dan seterusnya.It's like...infinite.

Dan akhirnya aku pun terjangkit penyakit ini. Dan akhirnya pun memarah. Parahbeud, kalo kata anak Psikologi.

(Podolski baru dapat kesempatan penalti dan GAGAL. Whatthehell?! Poldi what's WRONG with you boy ARGH! *cium jauh biar Poldi ga merasa bersalah*)

cing baleg atuh nendang penalti teh, Akang, Akang *geleng-geleng kepala* Sok lieur da si akang mah

Aku pun ingin mengakui dosa melalui posting ini. Aku tobat. Tobat dari Schadenfreude yang menyertai ketika tim yang disukai oleh teman yang ngejek tim kesukaan aku kalah. Tobat dari ngejekin Spanyol. Tobat dari ngejekin Brazil. Tobat dari ngejekin Argentina. Tobat dari ngejekin Inggris. Tobat juga dari ngejekin setiap tim yang ngelawan Indonesia karena kayaknya percuma juga deh, ga bakal bikin timnas Indonesia tiba-tiba bersemangat dan jago (seriously)

Karena? Jelas, kalau ini diitung dosa (dan kayaknya iya) please deh aku nggak mau ngumpulin dosa dari sekedar ngejelek-jelekin timnas negara orang. Tanpa ini juga dosa aku udah sebanyak apa ya... (ini masuk tipe klasifikasi moral ke-1 menurut Kohlberg deh kayaknya --baru belajar psikologi perkembangan jadi masih inget haha). Terus aku juga udah tahu bahwa diejekin itu ga enak, makanya aku ga mau ngejek-ngejek lagi (ini klasifikasi moral ke-2 menurut Kohlberg). Lagipula ejek-mengejek itu kan perilaku yang tidak menyenangkan hati orang lain dan bertentangan dengan kehormatan umat manusia (ini klasifikasi ke...5? 6? maksa banget deh *dijitak dosen perkembangan*).

Dan mengenai tim Jerman...ngek, kalah atau menang aku tetap penggemar. When you love something for eight years, it's not a kind of love you could easily give up.Lagipula sejauh yang aku ketahui, selain bikin aku terjangkit penyakit kronis menahun yang telah disebutkan tadi, pengaruh suka timnas Jerman juga lumayan positif lah.

(1) Jadi bersemangat menguasai bahasa Jerman. Ich bin Auslaender und spreche nicht gut Deutsch...aber ich moechte lernen!
(2) Jadi punya semangat untuk melanjutkan sekolah ke Jerman atau Belanda juga gapapa deng, tetanggaan sama Jerman ini. Lagipula di Belanda ada Mr. Wijnand (LHO)
(3) Jadi...mmm...pengen punya suami berdarah Jerman? MUHAHAHA. Yang ini mah nggak deng...hahahahahhaha... Darah Sunda, Darah Jawa, apa deh non problemo asal jangan darah alien aja hahahhaa...*tiba-tiba mikirin masa-masa di mana aku naksir berat sama Poldi sebelum akhirnya tau Poldi UDAH PUNYA PACAR dan UDAH PUNYA ANAK dan BELUM NIKAH, sehingga otomatis KECEWA dan milih ngeceng papan tulis serta buku latihan UAN-SPMB aja*

Aneh ya? Vera suka sepakbola. Jerman pula. Negara gue juga bukan deh. Kalo menang, ya biasa aja, ga akan tiba-tiba Damri jadi gratis. Kalo kalah, ya biasa juga, ga tiba-tiba ongkos Damri jadi naik. Sukanya sampai segini pula, cuman kalah konyol dikit aja sama anak yang stress gara-gara skandal Ariel-Luna Maya-Cut Tari-dan-banyak-artis-lainnya.

Yah, it's called LOVE. Sometimes it's irrational, sometimes it's stupid, but it's beautiful and consuming. Dan walaupun ga ada impact langsung terhadap fisik, impactnya ke mental dooong and it's a heavy blow for my marshmallow-y heart.

Dan seandainya pun aku ga terguncang amat karena kekalahan ini, YOU certainly will shatter my freaking world dengan terus ngejek tim kesayangan aku like you have no life outside of bashing me (and-oh-my WUNDERSCHOEN favorite team.You just haven't known it yet).

Dan akhirnya aku menulis kata yang sedang menginspirasi aku akhir-akhir ini :

Selalu ada harapan bagi orang-orang yang berani berharap

Guten Abend

And Germany will need to win the last match. No, GERMANY WILL NEED TO WIN TO REACH FINAL, like, of course. I'm certainly praying for that.
If you need me I won't be around for like, two days. Don't bother to look for me, I'm too busy mourning

But ANYWAY GO DIE MANNSCHAFT! I love you forever cups cups muach.

Semoga walau tanpa Klose (yang si wasit ngehe keluarin cuma gara-gara pelanggaran tak-signifikan bzzzzz) dan Schweini (yang kayaknya tadi dapet kartu kuning kedua juga deh) dan Ballack (bah dia mah emang kaga ikutan dari awal) dan Kahn (HEY INI UDAH PENSIUN DARI KAPAN ATULAH) dan Klinsmann (oke Vera, STOP), Jerman tetap bisa memenangkan pertandingan grup terakhir dan lolos dengan gilang-gemilang ke babak selanjutnya. Dan menang pertandingan selanjutnya. Dan selanjutnya. Dan selanjutnya. Terus sampe menang final. Ayolah aku udah nunggu delapan tahun nih pengen liat pemain Jerman angkat piala karena MENANG ya, kalo cuman ngangkat doang mah, tukang lap piala juga bisa. Ga kasian sama aku apa?
*wajah memelas*

Dan semoga IP Vera semester ini lebih baik daripada semester kemarin. Dan semoga Biopsikologi ga disamaratain jadi B atulaaah...terus buat apa dong jungkir balik memahami Mr. Wijnand selama dua minggu penuh? Dan berpuluh-puluh kali KBR (kelompok belajar roket...nama kelompok belajar aku hehe) mempelajari materi Biopsikologi yang aduhai itu? Oke, belajar itu buat dapat ilmu, bukan dapat nilai, TAPI TETEP AJA ATULAH. Kenapa ga pas statistika aja (yang aku ga bisa) yang disamaratain jadi B? (menurut teori konflik emang kita cenderung mendukung keputusan yang sesuai dengan keuntungan kita...KENAPA JADI SOSIOLOGI? Ini salah Serbia! *kesesatan/fallacy non causa pro causa...eh KENAPA JADI FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA SIH? INI SALAH SERBIAAAAAA....*

(ga nyambung sama topik tapi please aminin aja. Ga rugi deh kayaknya)

Dan Schadenfreude yang menggelora ketika Spanyol dikalahin Swiss kemaren, semoga jadi yang terakhir. Kamu udah TOBAT Ver, inget?

Sekarang belajar Psikologi Kepribadian aja aaaah...it's my way of stress-coping :p


Vera. A proud German supporter.
What? You have problem with that?
Great, I'm a psychologist-to-be, you can talk to me :p

Comments

  1. masih ada Lahm, Mueller, dll. Jerman PASTI BISAAA! (dian. btw maaf yah pake anonymous! hahaha ga jadi anonymous lagi ini mah -__-)

    ReplyDelete
  2. PASTIII BISAAAA *berdoa*

    hulahulahulahulaaaaa...

    *Vera makin labil setelah kekalahan jerman yang ngehe kemarin*

    ReplyDelete
  3. cinta mati sama DIE MANNSCHAFT!!!

    ReplyDelete
  4. wahhh... ternyata ada yang sehati nih!!!
    cinta mati sama jerman ( tapi kok jadi agak-agak kurang nasionalis ya???) Hehehehe....
    dendam kesumat deh sama musuh2 jerman.
    hahaha (grrrrr...)

    eh, masa gak mau punya suami orang jerman?? mau dong...nanti kita nyarinya bareng-bareng. hahaha...

    aku lagi naksir berat sama kipernya jerman nih...
    si Manuel neuer. ohohoho...gantengnya...gak ketulungan. kalah deh yang lain...
    hahaha....

    ReplyDelete
  5. halo salam kenal kakak anak psikologi..

    haha.. aku penggemar berat timnas jeman jg nih..
    walopun postingan ini udah lama, tp pas aku baca ini koq rasa'a sama yaa kea yg wktu it aku rasain pas nnton PD.. hahaha.. :D

    hope germany can be the winner in 2012 and 2014 nanti..

    follow back blog aku dong kak..
    walopun baru d rintis sih.. hehe.. :p
    salam timnas jerman :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Der Erlkoenig (The Elf King), A Poem By Johann Wolfgang von Goethe

Sentimental Hours

Day #1 : 10 Things That Makes Me Happy (PART 2)